-
- Pengertian Paragraf Induktif
Teks induktif dikembangkan dari sesuatu yang bersifat khusus,
lebih spesifik, menjadi suatu kesimpulan yang bersifat umum, lebih luas. Akan
tetapi, kita harus hati-hati dalam menarik kesimpulan menggunakan pola induktif
karena kesimpulan umum yang diambil belum tentu dapat dipertanggungjawabkan.
Oleh karena itu, agar kesimpulan yang diambil sesuai dengan kenyataan, data,
fakta, bukti, referensi, dan keterangan lain yang dijadikan dasar pengambilan
kesimpulan haruslah lengkap dan akurat.
Contoh :
#) Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum
ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar
kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku
kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak
dikuasai dicari di buku. Itulah
beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional
Kalimat utama dari paragraph adalah kalimat yang di garis bawahi,
dan kalimat itu berada diakhir paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari paragraph
induktif.
- Pengertian paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari
suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan
menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau juga dapat
diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan paragraf
kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh :
#) Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya
belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan
efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya.
Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
Kalimat utama dari paragraph adalah kalimat yang di garis bawahi,
dan kalimat itu berada depan paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari paragraph
deduktif.
Paragraf
deduktif - induktif
adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan
yang bersifat umum disusul dengan pernyataan yang bersifat khusus dan diakhiri
dengan pernyataan yang bersifat umum. Letak kalimat utama paragraf ini ada di
awal dan akhir paragraf. Pola paragraf ini adalah umum - khusus - umum. Kalimat
utama yang ada di akhir paragraf bersifat penegasan kembali dengan susunan yang
agak berbeda.
Contoh:
#) Siswa kelas VI belajar
untuk menghadapi ujian dua bulan yang akan datang. Mereka sangat berkonsentrasi
pada pelajaran yang diberikan oleh Ibu guru. Tampak situasi kelas lebih tenang.
Keteangan kelas mereka bukan berarti sunyi dan sepi, tetapi suasana kelas
mereka hidup, yaitu timbulnya tanya jawab tentang pelajaran yang sedang
dibahas. Suasana yang hidup ini benar-benar membangkitkan semangat guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Juga suasana yang hidup itu menimbulkan
kesungguhan para siswa dalam belajar. Suasana giat belajar itu dilakukan dan
diciptakan siswa kelas VI dalam menghadapi ujian yang sudah diambang pintu
IMBUHAN
AWALAN (prefiks)
Awalan
adalah imbuhan yang diberikan di awal kata.
Contoh :
me-, ber- di-, ke-, pe-, ter-
Awalan me –
Pemakaian
awalan me- bervariasi yaitu mem-, men-, meny-, meng-, dan menge-
Contoh
: melapor, membaca, menarik, menyanyi, menghitung, dan mengecat
Makna
awalan me- :
1.
Melakukan perbuatan/tindakan.
Contoh
: mengambil, menjual.
2.
Melakukan perbuatan dengan alat.
Contoh
: memotong, menyapu.
3.
Menjadi atau dalam keadaan.
Contoh
: menurun, meluap.
4.
Membuat kesan.
Contoh
: mengalah, membisu.
5.
Menuju ke.
Contoh :
mendarat, menepi.
6.
Mencari.
Contoh
: mendamar, merotan.
Awalan di-
Awalan di
mempunyai makna suatu perbuatan aktif. Awalan di- merupakan kebalikan
dari awalan me- yang bermakna aktif.
Contoh
: di +
siram à disiram
di +
tanam à ditanam
di +
beli à dibeli
Awalan ber-
Pemakaian
awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut.
1.
Apabila diikuti kata dasar yang berhuruf (r) dan beberapa kata dasar yang suku
pertamanya berakhir huruf (er), bentuk awalan ber berubah menjadi be-.
Contoh :
ber + rantai à berantai
ber +
kerja à bekerja
2.
Apabila awalan ber- bertemu dengan kata dasar ajar, ber- berubah menjadi bel-
Contoh
: ber + ajar à
belajar
3.
Apabila awalan ber- diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, ber-
tetap tanpa perubahan.
Contoh
: ber + lari
à berlari
ber +
nyanyi à bernyanyi
Makna
awaln ber-
1.
Mempunyai.
Contoh
: beranak, berhasil
2.
Memakai/menggunakan/mengendarai.
Contoh
: bersepeda, bersepatu
3.
Mengeluarkan.
Contoh
: berkata, bertelur
4.
Menyatakan sikap mental.
Contoh
: berbahagia, berbaik hati.
5.
Menyatakan jumlah.
Contoh
: berdua, berempat.
AWALAN pe-(n)
Pemakaian
awalan pe-(n) memiliki variasi sebagaimana yang berkalu pada awalan me-(n).
Makna
awalan pe-(n) :
1.
Menyatakan yang melakukan perbuatan.
Contoh
: penulis, pembaca.
2.
Menyatakan pekerjaan.
Contoh
: perpanjang, perlebar.
3.
Menyatakan alat.
Contoh
: penghapus, penggaris.
4.
Menyatakan memiliki sifat.
Contoh
: pemaaf, pemalu.
5.
Menyatakan penyebab.
Contoh
: pemanis, pemutih
AWALAN ke-
Makna
awalan ke-
1.
Menyatakan kumpulan yang terdiri dari jumlah.
Contoh
: kesebelasan.
2.
Menyatakan urutan.
Contoh
: kesatu, kedua, ketiga
Awalan ter-
1.
Awalan ter- hampir sama dengan awalan di-. Awaln ter- berfungsi untuk
membentuk kata kerja pasif.
Contoh
: ter + tendang à tertendang
i.
ter + bakar
à terbakar
2.
Awalan ter- ada pula yang termasuk golongan kata sifat.
Contoh
: ter + pandai à terpandai
i.
ter +
kecil à
terkecil
Makna
awalan ter-
1.
Sudah di atau dapat di.
Contoh
: tertutup, terbuka.
2.
Ketidaksengajaan.
Contoh
: terbawa, terlihat.
3.
Tiba-tiba.
Contoh
: teringat, terjatuh.
4.
Dapat atau kemungkinan.
Contoh
: ternilai, terbagus.
5.
Pelaing atau super.
Contoh
: terpandai, tertua.
AWALAN pe-
Umumnya
tidak bias digunakan secara mandiri. Pemakaian awlan per- membutuhkan
imbuhan lain misalnya –kan dan –an.
Contoh
: per-kan + kembang
à perkembangan
per-an
+ usaha à
perusahaan
AWALAN se-
Makna
awalan se-
1.
Menyatakan satu.
Contoh
: selembar, seribu.
2.
Menyatakan seluruh.
Contoh
: sekota, sedesa.
3.
Menyatakan sama.
Contoh
: sepandai, seindah.
4.
Menyatakan setelah.
Contoh
: sekembali
SISIPAN (infiks)
Sisipan
adalah imbuhan yang diberikan di tengah kata.
Contoh
: -el, -em, dan –er.
Makna
sisipan :
1.
Menyatakan internsitas atau frekuensi.
Contoh :
geletar, gemetar
2.
Menyatakan banyak dan bermacam-macam.
Contoh
: temali, gemerincing
3.
Memiliki sifat yang disebut dalam kata dasarnya.
Contoh
: temurun, gemilang, telunjuk, pelatuk, gelembung,
telapak
AKHIRAN (sufiks)
Imbuhan
yang diberikan di akhir kata.
Contoh
: -kan, -I, -an, -kah, -tah, dan –pun.
Akhiran -i
Makna
akhiran –I :
1.
Mengandung arti membentuk kalimat perintah.
Contoh :
Turuti
perintahnya !
2.
Menyebabkan sesuatu jadi.
Contoh :
menyakiti
hati, menghargai dia
3.
Menyarakan intensitas (pekerjaan yang berulang-ulang)
Contoh :
menembaki,
memukuli
Akhiran –kan
Makna
akhiran –kan :
1.
Secara umum mengandung arti perintah.
Contoh :
Dengarkan
baik-baik !
2.
Menyatakan sebagai alat atau membuat dengan.
Contoh :
menusukkan
pisau, melemparkan batu
3.
Menyebabkan atau menjadikan sesuatu.
Contoh :
membesarkan,
menjatuhkan
4.
Menyatakan arti bahwa suatu pekerjaan dilakukan untuk orang lain.
Contoh :
meminjamkan,
mengembalikan
5.
Mentransitifkan kata kerja ke dinding
Contoh :
memantulkan
Akhiran –an
Makna
akhiran –an
1.
Menyatakan tempat.
Contoh
: pangkalan, kubangan
2.
Menyatakan alat.
Contoh
: ayunan, timbangan
3.
Menyatakan hal atau cara.
Contoh
: didikan, pimpinan
4.
Menyatakan akibat, hasil perbuatan.
Contoh
: hukuman, balasan
5.
Menyatakan sesuatu yang di.
Contoh
: catatan, suruhan
6.
Menyatakan seluruh, kumpulan.
Contoh
: lautan, sayuran
7.
Menyatakan menyerupai.
Contoh
: anak-anakan, kuda-kudaan
8.
Menyatakan tiap-tiap.
Contoh
: tahunan, mingguan
9.
Menyatakan mempunyai sifat.
Contoh
: asinan, manisan
Akhiran –isme dan –isasi
Merupakan
jenis imbuhan serapan.
Makna
akhiran –isme adalah paham atau ajaran :
Contoh
: komunisme,
animisme, liberalisme
Makna
akhiran –isasi adalah proses atau menjadikan sesuatu.
Contoh
: swastanisasi,
lebelisasi
Akhiran – i , – iah, – is, – wi
Merupakan
jenis imbuhan serapan.
- i
berasal dari bahasa Inggris.
- iah, –
is, – wi berasal dari bahasa Arab
Makna
akhiran – i, – iah, – is, – wi adalah membentuk kata sifat.
Contoh
:
insani
: memiliki sifat keinsanian
alamiah
: memiliki sifat
alamiah, natural
agamais
: menujukkan sifat orang yang taat beragama
manusiawi
: bersifat kemanusiaa
AWALAN DAN AKHIRAN (konfiks)
Awalan
dan akhiran adalah imbuhan yang berupa gabungan dari awalan dan akhiran.
Contoh
: me-kan, pe-an, ber-an, se-nya, meper-kan
Awalan dan Akhiran me-kan, dan memper-kan
Makna
me-kan:
1.
Melakukan pekerjaan orang lain.
Contoh
: Adik memesankan ibu makanan.
2.
Menyebabkan atau membuat jadi.
Contoh
: Lemparan bola itu memecahkan kaca jendela kamar.
3.
Melakukan perbuatan.
Contoh
: Gajah menyemburkan air dari
belalainya.
4.
Mengarahkan.
Contoh
: Ayah meminggirkan kendaraannya.
5.
Memasukkan.
Contoh
: Polisi memenjarakan
penjahat itu di tahanan POLDA.
Makna
memper-kan :
1.
Menyebabkan atau membuat jadi :
Contoh
: Rini mempertotonkan kebolehannya bermain biola.
Awalan dan Akhiran ber – an
Makna :
1.
Menyatakan jumlah pelaku yang banyak.
Contoh
: berdatangan, berterbangan
2.
Menyatakan perbuatan yang berulang-ulang
Contoh
: bergulingan, berlompatan
3.
Menyatakan hubungan antara dua pihak.
Contoh
: bersamaan, bersebelahan, berduaan.
4.
Menyatakan hubungan timbal balik.
Contoh
: bersahutan, bersalaman
Awalan dan Akhiran pe – an
Makna :
1.
Menyatakan hal
Contoh
: pendidikan, penanaman
2.
Menyatakan proses atau perbuatan.
Contoh
: pendaftaran, penelitian.
3.
Menyatakan hasil.
Contoh
: pengakuan, peghasilan
4.
Menyatakan tempat.
Contoh
: penampungan, pemandian
5.
Menyatakan alat.
Contoh
: penglihatan, pendengaran
Awalan dan Akhiran per- an
Makna :
1.
Menyatakan tempat.
Contoh
: perhentian, perusahaan
2.
Menyatakan daerah.
Contoh
: perempatan, pertigaan
3.
Menyatakan hasil perbuatan.
Contoh
: pertahanan, perbuatan
4.
Menyatakan perihal.
Contoh
: perbukuan, perkelahian
5.
Menyatakan banyak.
Contoh
: persyaratan, persaudaraan
Awalan dan Akhiran se –nya
Makna :
1.
Menyatakan makna tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai.
Contoh
: sebagus-bagusnya,
setinggi-tingginya
1.
Sering disertai dengan kata ulang.
Contoh
: sebaik-baiknya,
semerah-merahnya